BOOKING TIKET PESAWAT

globalisasi

globalisasi. Info sangat penting tentang globalisasi. Mengungkap fakta-fakta istimewa mengenai globalisasi

Koperasi Online Business Plan KSU-Nuari. Delapan tahun sudah abad millennium kita lalui, satu hal pasti sudah mulai terasa bahwa dunia saat ini jauh berbeda dengan dunia yang sebelumnya kita alami. Masa lalu menjadi semakin usang dan praktek-praktek lama yang digunakan pada situasi sebelumnya nampaknya semakin tidak relevan diterapkan pada kondisi saat ini. Pernahkah anda bayangkan seperti apa dunia kelak pada tahun-tahun berikutnya?

Kita mungkin sudah mengetahui bahwa perubahan adalah suatu hal mutlak dalam kehidupan. Contoh sederhana ada didalam keluarga, seorang ayah yang awalnya mendominasi keputusan keluarga, seiring jalannya waktu, memiliki seorang anak yang beranjak dewasa maka ia pun pada saatnya memiliki kemampuan untuk menjalani hidup berdasarkan pilihannya. Hal ini berarti seorang ayah dituntut untuk mampu merubah cara berpikirnya tadi, dan memberikan kebebasan kepada anaknya untuk dapat memutuskan dan memecahkan permasalahannya sendiri agar berkembang sesuai dengan karakter mereka. Karena hasil yang terbaik akan muncul dari proses / pengalaman mereka dalam mengambil keputusan tersebut.

Pada dunia usahapun demikian, dahulu para pengusaha berlomba-lomba untuk mendirikan kerajaan bisnisnya secara lokal dengan cara menguasai proses produksi dari mulai mencari bahan baku, produksi, sampai dengan memasarkannya. Manajemen outsourching membuktikan, bahwa dalam menghadapi kompetisi yang kian ketat maka perusahaan tadi harus fokus pada ketrampilan yang mereka miliki, dan harus rela melepaskan unit usaha yang bukan spesialisasinya agar dapat lebih flexible bergerak dan mampu dengan cepat beradaptasi untuk memenangkan persaingan. Tidak hanya itu, outsourching pun kini menjadi sebuah trend yang belakangan berkembang di negara-negara maju, diakibatkan karena pasar / biaya tenaga kerja yang sudah jenuh ataupun tidak ekonomis lagi di Negara / wilayah asalnya.

Secara teori mungkin kita sependapat bahwa perubahan yang paling baik terjadi dimulai dari dalam diri sendiri, setelah itu di keluarga, lalu ke masyarakat. Namun kenyataannya bila kita simak dengan baik adalah sebaliknya. Di luar kesadaran kebiasaan yang terdapat di masyarakat malah lebih dominan mempengaruhi perilaku kita. Lalu itu akan jadi kebiasaan yang oleh generasi berikutnya akan diikuti sebagai panutan, begitupun seterusnya. Demikian pula yang telah ditulis oleh Thomas Friedman, wartawan surat kabar di Amerika, The New York Times mengenai "Flat world", yakni "globalisasi individu". Apakah maksudnya?

Setelah diawali globalisasi tahap pertama, yakni globalisasi negara. Ditandai dengan munculnya uni-Eropa, WTO, IMF. Kemudian masuk pada globalisasi tahap kedua, yakni globalisasi perusahaan. Contohnya perusahaan multinasional, atau dikenal dengan multinational corporation. Dimana perusahaan-perusahaan kelas dunia membentangkan sayap dengan melakukan produksi secara lokal di pasar luar negeri yang mempunyai nilai ekonomis lebih baik. Kini, globalisasi ke-3 merupakan bentuk kebebasan yang kian spesifik dan memiliki cakupan yang lebih luas.

Pada intinya kemampuan diri, dan berkolaborasi adalah kunci keberhasilan bila ingin mencapai sukses. Pada era ini, internet akan menjadi kendaraan mereka didalam mencapai sebuah visi. Mereka akan menjadi spesialis yang selalu siap untuk plug & play (bergabung & melaksanakan) mencapai sebuah tujuan dalam jaringan kerja atau organisasi virtual / maya yang sangat efisien. Contoh nyata dari bentuk globalisasi atau organisasi maya tersebut adalah komunitas open source. Lebih dari jutaan individu akan berinteraksi, terspesialisasi, dan saling berbagi pengetahuan, bertujuan menghasilkan ribuan inovasi-inovasi besar dan hebat dalam menciptakan dan pengembangan peranti lunak sekelas Linux atau Google. Dengan seketika dapat muncul ratusan Bill Gates di berbagai penjuru, dan kemudian hambatan yang dulu nampak akan semakin terkikis dan dunia akan menjadi rata.

Hierarchy organisasi yang dulu berfungsi menjaga kualitas menjadi semakin kian tidak efektif dan efisien dalam mengambil keputusan. Produktifitas akan ditentukan oleh imajinasi kreatif dari masing-masing individu dalam mencapai tujuan. Pada sisi negatifnya bila itu terjadi, maka aturan, prosedur, ataupun kebijakan apapun takkan dapat mencegah orang untuk berbuat salah. Yang dengan seketika dapat pula memunculkan ratusan Osama bin Laden yang memiliki imajinasi destruktif.

Kesimpulannya dalam menghadapi kompetisi global kita harus kembali ke teori perubahan, yaitu mulailah dahulu dari diri sendiri. Lakukan dengan segera perubahan sesuai dengan peran kita di kehidupan. Karena sekecil-kecilnya kesalahan ataupun kebenaran dari suatu kejadian merupakan buah kontribusi dari tindakan kita. Nilai-nilai spiritual / agama akan menjadi filter dan pintu terakhir kita, dalam membatasi bagi liarnya imajinasi kita dalam mengambil keputusan yang terbaik. Akses informasi dan konflik akan kian padat kita hadapi, dan menuntut reaksi yang lebih cepat dan tepat. Untuk itu, luruskan iman dan perbaiki ikhtiar, selamat memasuki globalisasi tahap ke-3.


BOOKING TIKET PESAWAT
Powered By : Blogger