BOOKING TIKET PESAWAT

beda generasi

beda generasi. Info sangat penting tentang beda generasi. Mengungkap fakta-fakta istimewa mengenai beda generasi

Mungkin yang seperti ini sering sampeyan alami. Obrolan antara dua pembicara yang beda generasi yang bisa menimbulkan salah pengertian diantara keduanya. Misalnya perbincangan antara kakek dan cucunya. Si kakek masih merasa hidup di jamannya, sementara si cucu merasa mewakili jaman internet. Lalu masing-masing cenderung menggunakan gaya bahasanya sendiri, symbol-symbol sendiri, istilah-istilah sendiri, dan pendeskripsian masing-masing. Coba bayangkan, masing-masing jadi sibuk menterjemahkan apa yang disampaikan lawan bicaranya. Iya kalau memang betul dalam mengartikan omongan lawan ngobrol, kalau ternyata salah? Kan bisa membingungkan.

Kejadian kemarin malam mungkin bisa jadi contoh. Setelah makan malam, saya masuk ke kamar dan mulai internetan. Ndak lama kemudian, saya dengar dari pintu kamar yang agak terbuka, Linda, adik sepupu saya datang dengan dua temannya, si Dewi dan Nita. Mungkin mau belajar bareng. Mereka pelajar kelas tiga SMU Bunyu. Kemudian Linda pergi ke belakang, katanya mau bikin teh manis. Dewi dan Nita tetap di ruang tamu, menemani nenek yang kebetulan lagi nonton tv. Kayaknya sinetron Muslimah yang dibintangi Titik Kamal itu.

Dewi memang sering datang ke rumah ini, sering ngobrol dengan nenek. Kalau Nita kayaknya baru kemarin malam datang kesini. Tapi berhubung sudah cukup lanjut usianya, nenek suka lupa pada mereka yang sering datang ke rumah ini. Kebetulan Dewi dan Nita bawa kue kacang untuk acara belajar kemarin malam, mereka menawarkan kue itu pada nenek. Dan mungkin sudah jadi prosedur standard, nenek mulai bertanya, "kamu siapa? "

Mungkin Dewi sudah hapal dengan kondisi nenek, jadi tetap aja dia jawab pertanyaan nenek satu per satu. Nita jadi ikutan juga. Sayup-sayup saya dengar obrolan mereka. Hingga tiba pada sesi tanya jawab yang sempat bikin rambut saya jadi berdiri. Mungkin kayak si Shagy temannya Scoobydoo saat melihat hantu. Tiba-tiba nenek bertanya pada kedua cewek itu, "masih perawan kah? "

Beberapa detik ruangan tamu jadi sunyi. Saya jadi ndak sabar, menunggu suara Dewi atau Nita menjawab pertanyaan yang pasti cukup mengagetkan itu. Tapi tak lama kemudian, terdengar Dewi menjawab, "Alhamdulillah masih, nek". Saya khawatir mereka salah mengartikan pertanyaan nenek tadi. Saya pun segera keluar dari kamar, dan duduk di sebelah kedua cewek itu.

"Dewi, Nita, maksud nenek tadi, kalian sudah merid atau belum. Sudah berkeluarga atau belum. Kalian kelihatan sudah dewasa semua. Pasti nenek lagi ndak kenal sama kamu, Wi. Lagi kumat lupanya tuh. Maklum, sudah tua. Jangan sampai salah tafsir dengan yang nenek tanyakan tadi lho", saya mencoba memberi penjelasan.
"Aku tau koq, mas", jawab Dewi.
"Masa’? Tapi koq tadi njawabnya begitu?", saya masih ndak percaya.
"Habis, aku jadi bingung mau jawab apa".
Dasar si Dewi.

Lalu saya jelaskan pada nenek kalau yang sedang diajaknya ngobrol itu si Dewi yang sering datang kesini. Dewi temannya Linda. Nenek langsung tertawa. Pantas koq rasanya pernah kenal, jawab nenek. Wah…dasar pikun. Saya ndak bisa bayangkan kalau nenek mengajukan gaya pertanyaan seperti tadi pada cewek yang memang benar-benar baru dikenalnya.

Sumber : johansite.com


BOOKING TIKET PESAWAT
Powered By : Blogger